• Tuesday, 21 - 03 - 2023
  • Waktu Server 19:53 WIB

Waspada! Remaja Rentan FOMO Sob, Kenali Gejalanya

Caption: verywellmind.com/ Perlu diwaspadai, remaja rentan terkena FOMO

RadioSolopos – Setidaknya satu dari banyak remaja memulai hari bukan untuk mandi, menggosok gigi, atau mengerjakan aktivitas lainnya, melainkan meraih benda pipih yang tak jauh dari jangkauannya, sebuah handphone. Dengan mahir, mereka menyelami dunia virtual dengan segala kecanggihannya, termasuk mencari-cari kabar terbaru dari hal yang ia suka, takut tertinggal.

Rasa tidak ingin tertinggal melahirkan perasaan-perasaan lainnya, seperti kecemasan dan ketakutan apabila tidak dapat mengikuti satu saja adegan alur dari sebuah kabar. Fear of Missing Out (FOMO) namanya. Bukanlah hal yang baru, situasi ini sudah ada sejak lama. Hanya saja seiring waktu berjalan dengan perkembangan cara manusia berpikir, hal yang dianggap sepele pun bisa jadi masalah yang urgent.

Ditemukan pada tahun 2014 setelah banyak orang mulai sadar akan pentingnya kesehatan mental, FOMO pada dasarnya merupakan kebutuhan individu untuk terus terhubung dengan aktivitas sosial. Situasi tidak menyenangkan ini terjadi ketika seseorang merasa dirinya terbelakang karena tidak terlibat atau hadir dalam suatu kejadian.

FOMO Pada Remaja

FOMO memang tidak hanya disebabkan oleh penggunaan sosial media yang berlebihan, namun kebiasaan ini menjadi faktor kuat yang membuat seseorang akhirnya mengalami ketakutan akan ketertinggalan. Memang semua kalangan dapat merasakan FOMO, namun yang paling rentan adalah remaja berdasarkan kebiasaan mereka dalam bermain gadget dan berselancar di sosial media.

Baca juga: Bincang Kesehatan, Kenali Gejala Pneumona Bersama Puskesmas Jayengan

Gejala FOMO bisa dideteksi dengan melihat perilaku remaja. Psikolog Komunitas Peduli Skizofrenia (KPSI), Nasri Ika Yulianti, mengatakan bahwa remaja mengalami FOMO jika dia memainkan sosial media sebanyak enam kali dalam sehari. Jika sudah bermain handphone lebih dari 10 jam, maka FOMOnya dianggap sudah berlebihan.

“Kalau FOMO itu memang belum separah sakit psikologis. Cuma, teman-teman yang mengalami FOMO punya kerentanan atau resiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan psikologis,” terangnya saat menjadi narasumber Bincang Kesehatan bersama KSPI Solo di Radio Solopos, Selasa (10/1/2023).

Tips Kurangi FOMO

Nasri juga mengibaratkan FOMO sebagai sebuah jembatan antara hidup sebagai manusia produktif yang sehat mental ke manusia yang mengalami gangguan mental. Jembatan FOMO ini akan membawa manusia menyimpang ke sana.

Meskipun FOMO sulit untuk dihindari ataupun dihilangkan, namun ada cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi FOMO. Tipe pertama, membatasi penggunaan sosial media secara konsisten dan kedua, berusaha fokus pada kelebihan diri dan tidak membandingkan diri dengan orang lain. “Jika perlu, unfollow akun-akun yang menjadi penyebab timbulnya rasa FOMO pada diri masing-masing,” kata Nasri.

Ketiga, lanjutnya, mulailah bersosialisasi ketika sedang tidak fokus pada handphone dan terakhir mengubah persepsi. FOMO dipercaya muncul sebagai wujud distorsi pikiran, sehingga untuk menghilangkannya butuh kesadaran diri yang tinggi agar lebih percaya diri.

Baca juga: Bincang Kesehatan, Puskesmas Pajang Waspadai Leptospirosis

Jurnalis di Radio Solopos FM Group. Menulis konten di Solopos FM Group yaitu website soloposfm.com dan Radio Solopos FM.
Lihat Seluruh Tulisan

Tinggalkan Komentar