RadioSolopos – Dalam proses pengobatan, tindakan medis saja tidak cukup untuk mencapai kesembuhan. Begitu pula dengan proses penyembuhan penyakit kanker. Dukungan mental serta moral juga tak kalah penting bagi para pasien dalam melewati berbagai sesi perawatan, terlebih jika penyakit ini diidap oleh anak-anak yang masih rentan dari segi psikologis.
Oleh karena itu, Solo Youth eNd Cancer (SYNC) hadir untuk memberikan pendampingan dan motivasi bagi pasien kanker anak di Soloraya dan sekitarnya. SYNC menjadi wadah baru bagi para survivor (sebutan bagi penyintas kanker) dari umur 10-25 tahun yang berdomisili di daerah Solo dan sekitarnya.
Melalui komunitas ini, para survivor remaja diajak agar bisa kembali aktif dalam mengedukasi serta memberikan penguatan bagi para pasien kanker anak yang masih menjalani kemoterapi.
Berada di bawah naungan Yayasan Tunas Sehat Indonesia, hingga saat ini SYNC sudah memiliki total 15 anggota. Tiga di antaranya telah hadir di Radio Solopos dalam program Jendela Komunitas edisi Sabtu (14/1/23) lalu. Azahra Iniko (16) merupakan survivor leukemia (kanker darah), Cantika Yobel (13) survivor Acute Lympoblastic Leukaemia atau ALL, dan Umar Fahrudin (22) survivor Osteosarkoma (Kanker Tulang).
Ketiga remaja asal Solo ini tak malu berbagi pengalaman mereka dalam melawan penyakit yang dikenal cukup ditakuti masyarakat. Umar menjelaskan bahwa gejala yang ia rasakan adalah tangan bengkak, pegal, dan nyeri tulang. Pengobatan alternatif juga pernah ia jalani namun tak membuahkan hasil, hingga akhirnya keluarga Umar memutuskan untuk beralih ke pengobatan secara medis.
Sebelum didiagnosa mengidap leukemia tipe ALL, badan lemas disertai demam tinggi hingga timbul benjolan kecil di samping leher turut menjadi gejala yang Cantika rasakan. Keluarga awalnya mengira dirinya menderita penyakit jantung, namun karena tidak adanya kelainan atau penyakit bawaan, Cantika langsung diperiksakan ke rumah sakit untuk memastikan kondisi menurut para ahli.
Begitu pula Iniko, didiagnosa sekitar umur 10 tahun, gejala demam disertai nyeri kepala yang ia rasakan didiagnosa awal hanyalah DBD. Namun lepas satu minggu, gejala yang sama terus berulang dan setelah melalui pemeriksaan lab, barulah diketahui Iniko mengidap kanker darah. Terlibat dalam salah satu agenda SYNC menjadi cerita awal Cantika dan Iniko bergabung ke dalam komunitas ini.
“Pertama memang rasanya ada happy, yang kedua itu aku punya rasa bersyukur bahwa ternyata masih banyak anak-anak yang meskipun mereka dulunya pernah susah pada saat mereka sakit, sekarang mereka udah sembuh juga tetap semangat, jadi mereka membuat aku termotivasi,” tambah Cantika dalam kesannya bergabung dalam komunitas SYNC.
Akan ada beberapa agenda yang dijalankan dalam komunitas ini. Salah satu yang telah terlaksana adalah Survivor Camp. Di dalamnya akan ada kegiatan bertukar pengalaman dan cerita dari masing-masing survivor saat bertarung melawan sel kanker yang menyerang tubuh mereka dulu. Harapannya melalui kegiatan tersebut, anggota dapat saling memberi semangat untuk menjalani hidup setelah menang melawan penyakit ganas ini.
Ke depannya SYNC berharap dapat melakukan kunjungan ke rumah sakit untuk mengajak adik-adik para pejuang kanker melakukan aktivitas dan kegiatan menyenangkan. Karena sebagai survivor, para anggota SYNC paham bagaimana jenuhnya menghabiskan waktu di atas ranjang ruang rawat inap untuk menjalani pengobatan.
Tinggalkan Komentar