SoloposFM, Saat ini Indonesia mengalami beban ganda masalah gizi yaitu masih tingginya prevalensi stunting, wasting, dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro.
Masalah ini dipengaruhi oleh kebiasaaan asupan makan gizi yang tidak optimal, infeksi berulang, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, dan kurangnya aktifitas fisik.
SoloposFM bersama Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Surakarta, membahas permasalahan Cegah Stunting dan Obesitas (Hari Gizi Nasional) dalam Bincang Sore Gizi, Rabu (26/01/2022). Hadir sebagai narasumber Ahmad Fahrudin SKM, M.Si.RD dan Retno Desi Ariyani,S.Gz RD.
Dijelaskan Retno Desi, stunting adalah kondisi tumbuh dan kembang anak yang terganggu akibat gizi buruk, infeksi berulang dan psikososial anak yang tidak seimbang. Anak stunting didefinisikan tinggi badan tidak sesuai dengan standar pertumbuhan anak.
“Sunting bisa terjadi karena nutrisi asupan makan yang kurang mulai sebelum kehamilan sampai 1000 hari pertama kehidupan (HPK) serta kemungkinan infeksi karena sanitasi yang buruk. Terjadi sejak ibu mengandung hingga anak usia 2 tahun 80% pembentukan otak pada usia 2 tahun pertama kehidupan anak,” ungkapnya.
Bahaya Stunting
Stunting sendiri memiliki sejumlah dampak buruk. Diantaranya otot anak sulit berkembang dan tubuh sulit tumbuh. Juga terjadi penurunan koqnitif anak dan meningkatkan kerentanan penyakit pada masa anak dan dewasa.
Obesitas
Bertolakbelakang dengan stunting, obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
- Bagan Keseimbangan Energi dan Etiologi Obesitas
[Diunggah Oleh Avrilia Wahyuana]
Tinggalkan Komentar