• Tuesday, 26 - 09 - 2023
  • Waktu Server 23:14 WIB

Atasi Efek Pengobatan Tuberkulosis, Persagi Solo : Harus Jaga Gizi Dengan Diet Yang Tepat!

Caption: Retno Desi Ariyani,S.Gz RD (Wakil Ketua DPC PERSAGI Surakarta) di studio SoloposFM, Rabu (12/02/2022)

SoloposFM, Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru. TBC juga dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh seperti otak dan tulang belakang serta bagian tubuh lain juga bisa kena. Contohnya pada tulang lutut sehingga membuat penderita tidak bisa jalan.

Dalam kasus TBC kronis, seseorang yang menderita TBC mungkin harus menggunakan pengobatan medis, disertai dengan diet yang benar agar dapat membantu dalam mendukung proses dan memulihkan kesehatan dengan lebih cepat.

Selain pengobatan yang teratur penting untuk menjaga daya tahan tubuh pasien. Pasien dengan TB Paru sebaiknya tidak melakukan diet. Makanan bergizi terutama tinggi protein membantu tubuh mempercepat proses penyembuhan.

Terkait Diet Untuk Penderita TBC SoloposFM Bersama Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Surakarta, membahasnya dalam Bincang Sore Gizi, Rabu (12/01/2022). Hadir di studio SoloposFM, Retno Desi Ariyani,S.Gz RD, Wakil Ketua DPC PERSAGI Surakarta yang merupakan ahli gizi yang bertugas di RSUP Surakarta

 

 

Masalah utama kesehatan

 

Menurut Desi, saat ini tuberkulosis masih menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia. Penyakit TB dipengaruhi oleh beberapa faktor pejamu. Adapun faktor yang berkaitan dengan pejamu antara lain usia, jenis kelamin, ras, sosial ekonomi, kebiasaan hidup, status perkawinan, pekerjaan, keturunan, nutrisi, dan imunitas.

“Oleh karena itu, meskipun saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung di Indonesia, upaya mengatasi TB tetap ditingkatkan. Prevalensi TB juga dapat ditemukan di seluruh negara dan kelompok umur. Hal itu berpengaruh buruk terhadap pembangunan sumber daya manusia Indonesia ke depan,” paparnya lebih lanjut.

Baca juga : Keluhan Asam Urat, Persagi Surakarta : Bisa Diatasi Dengan Diet Yang Tepat!

 

Untuk itu dibutuhkan upaya percepatan pengendalian Tuberkulosis (TB) di Indonesia, antara lain melalui upaya pelayanan gizi yang berkualitas bagi pasien Tuberkulosis. Bila dikaitkan dengan status gizi bahwa gizi merupakan faktor pendukung bagi penanggulangan penyakit infeksi seperti Tuberkulosis, maka gizi yang seimbang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit Tuberkulosis. Risiko komplikasi, termasuk kematian pada pasien Tuberkulosis dipengaruhi oleh status gizi secara individual.

 

Tujuan Diet

Desi menjelaskan tujuan umum asuhan gizi pada tuberkulosis antara lain adalah :

  1. Meningkatkan status gizi atau mempertahankan status gizi baik
  2. Meningkatkan kekebalan tubuh
  3. Meningkatkan respon pengobatan
  4. Mengatasi anemia kronik
  5. Mengatasi efek samping obat yang berkaitan masalah asupanmakan.
  6. Memperbaiki nafsu makan.
  7. Mengatasi dehidrasi apabila terjadi risiko
  8. Mengatasi infeksi dan komplikasi
  9. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang gizi berkaitan dengantuberculosis

 

Tujuan khusus asuhan gizi pada pasien Tuberkulosis yang meliputi:

  1. Terlaksananya pengkajian gizi pada pasien Tuberkulosis
  2. Ditegakkannya diagnosis gizi pada pasien Tuberkulosis
  3. Terlaksananya intervensi gizi mencakup terapi diet, konselingdan atau penyuluhangizi pada pasien Tuberkulosis
  4. Terlaksananya monitoring dan evaluasi asuhan gizi padapasien Tuberkulosis

 

Prinsip Diet Penderita Tuberkulosis

  1. Makanan yang diberikan mengandung energi dan protein tinggi (Tinggi Energi Tinggi Protein).
  2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien, misalnya saat mengalami batuk yang terus menerus dianjurkan diberi makanan dalam bentuk makanan lunak.
  3. Apabila asupan kurang dari 50% kebutuhan, perlu kombinasi pemberian makanan, misalnya bentuk makanan lunak dan makanan cair (enteral).
  4. Frekuensi makan dapat sampai 6 kali makanan utama dengan porsi kecil yang padat gizi.
  5. Makanan padat gizi dapat dibuat dengan menambahkan susu, telur, tepung, minyak, santan, dll dalam makanan.
  6. Makanan berkuah atau banyak cairan.
  7. Utamakan sumber karbohidrat kompleks misalnya nasi, kentang, mi, bihun, roti.
  8. Hidangan makanan menarik dan mengundang selera makan.
  9. Bila memungkinkan konsumsi susu 2 – 3 gelas/hari.
  10. Konsumsi sayur dan buah sebanyak 5 – 6 porsi/hari.
  11. Hindari pengolahan makanan dengan digoreng, terlalu manis (gula dan sirup), terlalu asam, es dan pedas atau merangsang lainnya seperti teh dan kopi karena akan merangsang batuk.
  12. Hindari alkohol.
  13. Memenuhi prinsip keamanan pangan, antara lain :

1)      Hindari makanan mentah dan kurang matang

2)      Gunakan air bersih dan air mengalir untuk mencuci makanan dan peralatan makan (

3)      Masak air minum sampai mendidih sebelum dikonsumsi, hindari mengkonsumsi air mentah / batu es dari air yang tidak matang

4)      Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir saat mengolah makanan, sebelum dan sesudah makan, setelah kontak dengan binatang, keluar dari toilet, setelah bersin dan batuk

5)      Jika membeli makanan, pilih makanan yang segar, perhatikan keutuhan kemasan dan tanggal kadaluarsa pada produk makanan jadi/pabrikan

6)      Menyimpan makanan matang dalam kondisi tertutup paling lama 3 jam atau dihangatkan kembali.

 

[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]

Jurnalis di Radio Solopos FM Group. Menulis konten di Solopos FM Group yaitu website soloposfm.com dan Radio Solopos FM.
Lihat Seluruh Tulisan

Tinggalkan Komentar